Minggu, 08 Juni 2014

Pengaruh Kolonialisme Portugis Di Maluku (Maluku Utara)


Kolonialisme adalah penguasaan oleh suatu Negara atas daerah ata bangsa lain dengan maksud untuk memperluas Negara itu. Imperialism adalah system politik yang bertujuan menjajah Negara lain untuk mendampar kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Kolonialisme dan imperialisme ditumbuh kembangkan bangsa-bangsa eropa di seluruh dunia, termasuk di nusantara. Sejak terjadinya perang salib, jatuhnya konstantinopel ke Bangsa Turki Usmani, penutupan Lisabon oleh raja spanyol, timbulah perang koalisi di eropa, dan dampak revolusi industry di inggris, Negara-negara di eropa mendatangi banyak negeri dengan tujuan utama mendominasi dan mengeksploitasi sumber-sumber kekayaan alam dan manusia.negara-negara eropa yang memiliki andil dalam membentuk dan mengembangkan kolonialisme dan imperialism di nusantara yaitu, Portugis, belanda, prancis dan inggris.
Portugis merupakan Negara-negara eropa pertama yang berusaha mencari jalan laut ke dunia timur. Bartholomeus Diaz berhasil mencapai tanjung harapan pada tahun 1486 dan Vasco D Gama  menginjakan kaki di Calicut 1498. Tiga belas tahun kemudian Alfonso d,Albuquerque dapat mengusai pelabuhan malaka. Penaklukan malaka merupakan langkah strategis Portugis dalam upaya di asian tenggara. Setelah menaklukan malaka Portugis melanjutkan petualangnya ke Maluku di bawah pimpinan Antonio Abreau. Pada tahun 1512 armada Portugis tiba di Maluku untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah.
Dalam mencapai tujuanya, Portugis memanfaatkan persaingan yang ada di Maluku. Pada saat itu Ternate tengah bersaing dengan tidore yang bersekutu dengan spanyol. Portugis segera menggunakan kesempatan tersebut dengan cara membantu Ternate. Sudah barang tentu kehadiran Portugis di Ternate mendapat simpati dari rakyat. Terlebih lagi rakyat Ternate mengira bahwa Portugis merupakan bangsa pedagang yang akan berperan menaikan harga rempah-rempah. Oleh karena itu, Portugis di izinkan mendirikan benteng di Ternate. Pada tempat lain di Maluku, portugipun membantuHitu yang sedang bersaing dengan Seram. Tindakan inilah yang menjadi langkah awal Portugis dalam rangka menacapkan pengaruh dan kekuasaan colonial di Maluku.
kekuasaan Portugis di indonesia adalah sebelum sepanyol. Melalui penjelajahan samudra, bangsa Portugis berhasil mencapai India(Kalikut) pada tahun 1498.Bangsa Portugis berhasil mendirikan kantordagangnya di Goa (1509).
Pada tahun 1511 Portugis berhasil menguasaiMalaka. Selanjutnya, Portugis mengadakan hubungan dagang dengan Maluku yang merupakan daerah sumber utama rempah-rempah di Indonesia.Pada tahun 1512 Alfonso de Albuquerque mengirimkan beberapa buahkapal ke Maluku. Pada awalnya masyarakat Maluku menyambut baik dan salingberebut menanamkan pengaruh kepada Portugis. Hal ini dimaksudkan agar Portugis dapat membeli rempah-rempah dan membantu masyarakat Malukumenghadapi musuh-musuhnya.
Pada saat itu, Kesultanan Ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus.Sultan Ternate itu meminta bantuan Portugis untuk mendirikan benteng diTernate. Pendirian benteng tersebut bertujuan agar Ternate terhindar darikemungkinan serangan dari daerah lain. Pada tahun 1522, Portugismengabulkan permintaan Sultan Ternate dengan mendirikan Benteng Saint John . Pendirian benteng tersebut harus dibayar mahal oleh Ternate karenaPortugis menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempahdi Ternate. Sultan Ternate terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoliperdagangan dengan Portugis.
Pada tahun 1513, bangsa Portugis mendarat di kepulauan Ambon yang merupakan penghasil cengkeh, tempat ini sekaligus juga merupakan pintu masuk wilayah tersebut . Kemudian dibangunlah sebuah benteng Portugis berikut dengan adanya beberapa peraturan keamanan, yang dibantu oleh sekelompok pemeluk baru agama Kristen yang berfungsi pula sebagai penyangga, dimana mereka bermukim dan berpusat disekitar benteng tersebut, yang kemudian menjadi kota Ambon (ibukota propinsi Maluku yang sekarang).
Perjanjian monopoli perdagangan rempah-rempah tersebut ternyatamenimbulkan kesengsaraan. Rakyat tidak dapat menjual rempah-rempah secarabebas. Portugis telah menetapkan harga rempah-rempah yang dimiliki rakyatdengan harga yang murah. Di samping itu, rakyat Ternate harus menjualrempah-rempah kepada Portugis. Hal itu merugikan rakyat Ternate, tetapimemberikan keuntungan yang sangat besar bagi Portugis. Oleh karena itu, terjadipermusuhan antara rakyat Ternate dan Portugis.Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku,Portugis juga aktif menyebarkan agama Katolik. Salah seorang tokoh Portugis yang giat menyebarkan agama Katolik adalah Fransiscus Xaverius.
Tanpa diduga  pada tahun 1521 Spanyol muncul  dari arah Filipina dengan kapal Trinidad  dan Victoria yang dipimpin oleh Kapten Sebastian del Cano. Selanjutnya, Spanyol menjalin hubungan dengan Tidore, saingan berat Ternate. Portugis merasa tidak senang ada saingan dari Spanyol di Tidore. Persaingan antara Portugis dan Spanyol kembali terjadi, namun pada tahun 1529 berhasil diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa. Isi Perjanjian Saragosa yaitu Spanyol kembali ke Filipina sedangkan Portugis tetap di Maluku

Saat Portugis bersitegang dengan Spanyol, hubungan Ternate dan Tidore semakin memanas. Ternate meminta jaminan dukungan terhadap Portugis untuk  menghadapi Tidore. Portugis dengan senang hati menyanggupi, dengan syarat mendapatkan  hak monopoli  perdagangan rempah-rempah di Ternate. Akibatnya  rakyat Ternate sangat dirugikan,  mereka tidak  lagi leluasa menjual rempah-rempah. Harga cengkih dan pala ditetapkan oleh Portugis dengan sangat rendah.
Di Maluku, selain monopoli perdagangan Portugis juga bertindak  sewenang-wenang dan kejam terhadap rakyat. Bahkan cenderung untuk  menguasai wilayah. Keadaan ini  mengakibatkan hubungan yang semula terjalin dengan baik berubah menjadi hubungan permusuhan. Puncak pertentangan terjadi setelah Portugis dengan licik membunuh Sultan Hairun, Raja Ternate.
Kebijakan  Pemerintah  Kolonial  Portugis
Kekuasaan Portugis di Maluku berlangsung cukup lama, sekitar tahun 1512 sampai 1641. Kebijakan-kebijakan yang dipraktikkan selama itu sangat berpengaruh  terhadap  kehidupan masyarakat Indonesia.
Berbagai kebijakan pemerintah kolonial Portugis.
a. Berusaha menanamkan kekuasaan di Maluku.
b. Menyebarkan agama Katolik  di daerah-daerah yang dikuasai.
c. Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis.
d. Sistem monopoli  perdagangan cengkih dan pala di Ternate.
Dengan kebijakan ini, petani Ternate tidak  lagi memiliki  kebebasan untuk menjual atau menentukan harga hasil panennya. Mereka harus menjual hasil panennya hanya kepada Portugis dengan harga yang ditentukan oleh Portugis. Akibatnya, petani sangat dirugikan,  dan Portugis memperoleh keuntungan yang sangat besar.
Pengaruh dari kebijakan ini  ternyata tertanam pada rakyat Indonesia khususnya rakyat Maluku. Ada yang bersifat negatif dan ada yang positif. Berikut ini berbagai pengaruh yang ditimbulkan dari kebijakan-kebijakan Portugis.
a.    Terganggu dan kacaunya jaringan perdagangan.
b.    Banyaknya  orang-orang  beragama Katolik   di  daerah pendudukan  Portugis.
c.    Rakyat menjadi miskin dan menderita.
d.    Tumbuh benih rasa benci terhadap kekejaman Portugis.
e.    Munculnya rasa persatuan dan kesatuan rakyat Maluku untuk menentang Portugis.
f.     Bahasa Portugis turut  memperkaya perbendaharaan kata/ kosakata dan nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretes, Mendosa, Gonzalves, da Silva, dan lain-lain.
g.    Seni musik keroncong yang terkenal di Indonesia sebagai peninggalan Portugis adalah keroncong Morisco.
h.    Banyak peninggalan arsitektur  yang bercorak Portugis dan senjata api/meriam di daerah pendudukan termasuk keberadaan benteng Nossa Senhora da Anunciada yang dibangun oleh Portugis pada tahun 1575, kemudian pada saat kekuasaan jatuh ke tangan Kolonial Belanda (VOC) nama benteng tersebut diganti menjadi Fort Nieuw Victoria pada tahun 1614.
Kekuasaan Spanyol yang sempat menjalin hubungan dengan Tidore tidak memiliki  pengaruh yang berarti. Mengingat Spanyol segera meninggalkan Tidore karena terbentur Perjanjian Saragosa.
Perjanjian Saragosa (juga ditulis Perjanjian Saragossa atau Perjanjian Zaragoza), ditandatangani 22 April 1529, adalah perjanjian antara Spanyol dan Portugis yang menentukan bahwa belahan bumi bagian timur dibagi di antara kedua kerajaan tersebut dengan batas garis bujur yang melalui 297,5 marine leagues atau 17° sebelah timur Kepulauan Maluku. Perjanjian ini adalah kelanjutan dari Perjanjian Tordesillas yang membagi belahan bumi barat di antara Spanyol dan Portugis dan diprakarsai oleh Paus, yang melihat persaingan perebutan koloni yang dilakukan oleh Portugis dan Spanyol. Oleh karena itu, dibuatlah perjanjian ini. Dalam perjanjian ini dicapai hasil yang lebih rinci dari dua belah pihak, Spanyol dan Portugis. Adapun kesepakatan yang dicapai adalah:
1.       Bumi dibagi atas dua pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan Portugis.
2.       Wilayah kekuasaan Spanyol membentang dari Meksiko ke arah barat sampai kepulauan Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazil ke arah timur sampai kepulauan Maluku. Daerah di sebelah barat garis saragosa adalah penguasaan Portugis, daerah di sebelah selatan timur saragosa adalah penguasaan Spanyol.


Pengaruh Yang Ditinggalkan.
1.  Peninggalan Portugis telah berkumpul di kepulawan Maluku, dalam riwayat Portugis ke kepulawan Maluku terutama Ternate, Ambon-Lease dan bagian dari Tidore dan Seram, dimana pada suatu waktu telah terdapa benteng-benteng dan Bandar dagang yang menjadi pemusatan bagi Portugis. Peninggal di Pulau Ambon merupakan suatu kasus tersendiri, yang jelas dalam hubungan timbal-balik antara orang Portugis dan orang pribumi, Politik raja-raja Portugis sebagaimana yang telah diperbaharui oleh Henry Pelaut, ialah pembentukan feitoria (kota perdagangan), menghadiahkan tanah (doacao) companhia dan monopoli di Maluku yang memerlukan tenaga kerja dari pihak Portugis yang bekerja sama dengan orang pribumi untuk mengokohkan politik meraka di tanah Maluku. Raja Muda Alfonso, semasa pemerintahanya (1509-1515) menganjurkan secara tegasa, agar mereka yang turut dalam perdagangan rempah-rempah sebaiknya kawin dengan pribumi, dengan kemikina kepentinagan Portugis dapat dijami oleh orang-orang yang hatinya tetep dan tidak cepat-cepat kembali ke tanah airnya, melaikan memanam akar di negeri baru, dan kemudia nanam akar bagi kepentingan Portugis. Menurut pihak Portugis kebijakan ini merupakan jalan terbaik untuk tetep mengekalkan kuasanya di Maluku. Fam/Marga di Maluku yang berasal dari adat bangsa Portugis seperti ;
a.       Da Costa,
b.      De Fretes,
c.       Que,
d.      Carliano,
e.      De Souza,
f.        De Carvalho,
g.       Pareira,
h.      Courbois,
i.         Frandescolli dan lain-lain.
Ditemukan pula fam/mata ruma keturunan bangsa Spanyol seperti ;
a.       Oliviera,
b.      Diaz,
c.       De Jesus,
d.      Silvera,
e.      Rodriguez,
f.        Montefalcon,
g.       Mendoza,
h.      De Lopez dan lain-lain.
Cara penulisan fam orang Ambon/Maluku pun masih mengikuti dan disesuaikan dengan cara pembacaan ejaan asing seperti Rieuwpassa (baca: Riupasa), Nikijuluw (baca: Nikiyulu), Louhenapessy (baca: Lohenapesi), Kallaij (baca: Kalai) dan Akyuwen (baca: Akiwen).

2.   Peningalan Portugis yang bersifat sejarah atau peningalan-peningalan yang menjadi tapak tilas kejayaan Portugis di Maluku, juga terfokus kepada bahasa yang hinga kini masih digunakan pada masyarakat Maluku ( bahasa yang digunakan bukan secara umum, beberapa entri kata yang masih tersisah dan masih digunakan sebagai bahasa pinjaman). Beberapa contoh Kata serapan Melayu Ambon dari bahasa Portugis (Eropa) antara lain:
·        Bandera(bendera) : Bandeira (Portugis)
·        Ose/Os (kamu) : Voce/Os (Portugis)
·        Pai (ayah) : Pai (Portugis)
·        Mai (ibu) : Mai (Portugis)
·        Galojo (rakus) : Guloso (Portugis)
·        Kadera (kursi) : Cadeira (Portugis)
·        Kapten : Capitao (Portugis), Kapitein (Belanda)
·        Marinyo (penyuluh) : Meirinho (Portugis)
·        Patatas (kentang) : Batatas (Portugis))
·        Kasbi (singkong) :     Cassava (Portugis)
·        Testa (dahi) : Testa (Portugis)
·        Par (untuk) : Para (Portugis)
·        Marsegu (kelelawar) : Morcego (Portugis)
·        Gargantang (tenggorokan) : Garganta (Portugis)
·        Kintal (pekarangan) : Quintal (Portugis)
·        Konyadu (ipar) : Cunhado (Portugis)
·        Capeu (topi) : Capeo (Portugis)
·        Sapatu (Sepatu) : Capatu (Portugis)
·        Kadera (Kursi) : Cadeira (Portugis.)
·        Teteruga/Tuturuga (Penyu) : Tartaruga (Portugis)
·        Tempo (Waktu) : Tempo (Portugis)
·        Martelu (Palu/Martil) : Martelo (Portugis)
·        Pombo (Merpati) : Pombo (Portugis)
·        Feneti (Peniti) : Alfinete (Portugis)
·        Capato (Sepatu) : Sapato (Portugis)
·        Pastiu (Bosan) : Fastio (Portugis)
·        Sono (Tidur) : Sono (Portugis)
·        Pardidu (Suka Jalan) : Pardido (Portugis)
·        Testa (Dahi/Jidat) : Testa (Portugis)
·        Seka (Gosok/Usap) : Seka (Portugis)
·        Kacuping (Anak Kecil) : Kacumpit (Portugis)
·        Ponoso (Pesek) : Ponoso (Portugis)
·        Bubengka (Kue) : Bibengka (Portugis)
·        Goropa (Jenis Ikan) : Garoupa (Portugis)
·        Kartas (Kertas) : Cartaz (Portugis)
·        Pasiar (Pesiar) : Pasear (Portugis)
·        Tampa (Tempat) : Tampa (Portugis)
·        Tela (Batu Bata) : Telha (Portugis)
·        Laguna (Danau) : Laguna (Portugis)
·        Calana (Celana) : Chalana (Portugis)
·        Oras (Waktu) : Oras (Portugis)
·        Bastiong (Bagian Benteng) : Bastian (Portugis)
·        Salero ; Ternate (Garam) : Salero (Portugis)
·        Maraju (Merajuk) : Marraio (Portugis)
·        Fogado ; Ternate (Gerah) : Fogado (Portugis)
·        Dan sebagainya (lihat tulisan di Blog ini tentang Kamus Bahasa Hari-Hari Ambon)

Bahasa Melayu sebagai lingua franca daerah semenanjung Melaka (Malaysia), Sumatera dan pulau-pulau lainya, yaitu bahasa Melayu sudah tentu dipelajari untuk berhubungan dalam hal perdagangan mahupun sebagai bahasa sehari-hari untuk berkomunikasi dengan orang-orang pribumi di Nusantara. Pada saat orang-orang Portugis sampai di Maluku, tepatnya di Pulau Ambon lingua faranca inipun ditemui di Pulau Ambon yang masyarakatnya mengunakan bahasa Melayu sebagai bahasa komunikasi. Sementara bahasa daerah (bahasa tanah) yang digunakan di Maluku terlampau berbeda untuk dapat digunakan sebagai bahasa perantara dan dapat dikara bahwa pemasukan ide baru, baik dalam hal agama, perdagangan tidak terkecuali juga bahasa.
Pigafetta dalam buku catatanya telah membuat satu daftar kata Melayu-Italia, walaupun ejan dari kata-kata Indoensia telah menggambarkan pengaruh suatu dialek local, namun dapat disimpulkan taraf hubungan antara pendatang dan politik dalam hubungan ini terutama terdapat dalam perdagangan dan politi local agama dan kehidupan sehari-hari.sementara komunikasi antara raja-raja di Maluku dengan raja Portugis mengunakan bahasa Melayu kemudian oleh pihak Portugis diterjemahkan kedalam bahasa Portugis, tetapi surat menyurat antar raja pribumi dengan raja protugis diganti dengan bahasa Portugis mungkin karena Portugis telah menjadi penguasa tunggal pada saat itu. Dapat diduga hal ini karena orang Portugis berusaha untuk mengajar bahasa mereka dan karena sistim fonetik bahasa Portugis tidak terlalu sulit untuk dipelajari oleh orang-orang pribumi Maluku
Bahasa Portugis, sekitar tahun 1540 dan selanjutnya telah umum digunakan di kota Malaka, Goa, dan juga Maluku yang menjadi bahasa pengantar bagi bolongan atasan, sipil,militer, pedangan. Para sultan di Maluku dan raja-raja di Pulau Ambon (Hitu) yang melawat ke Malaka dalam berhubungan dengan benteng Portugis mengunakan bahasa Portugis, dalam dokumen-dokumen Portugis sultan hairun (Sultan Ternate) disebut sebagai seorang ahli bahasa dan sastra Portugis. Pengaruh bahasa Portugis terhadap masyrakat Maluku waktu itu sehinga membuat banyak pemebendaharan kata dalam bahasa Portugis kedalam bahasa Melayu Ambon, Conto diatas

3. Pengaruh kembudayaan yang masih tersa bagi orang Maluku saat ini selain adanya benteng-benteng peningalan bangsa Portugis di Maluku, pengaruh pertugis lainnya adalah dengan adanya nama-nama keluarga atau lebih lajim sebutan orang Ambon fam yang berasal dari Portugis yang dapat kita temui di tengah-tengah masyarakat Maluku seperti Costa, de Fretes, Pareira, da Silva, dan sebagainya. Pengaruh Portugis ini disebabkan karena kebijakan politik yang bangsa Portugis untuk mengekalkan kedudukannya di Maluku, dimana para pedagang dari Portugis harus beristrikan orang pribumi, demikian pula denagn gelar kebangsawan yang digunakan oleh pemuka-pemuka pribumi seperti gelar Dom telah diberikan sejak tahun 1512 oleh Fransisco Serrao kepada Jamilu salah seorang dari empat perda hitu, pemberian gelar ini adalah prerogative Raja Portugis dan hak pemakaian langsung dari keturunan seorang raja.

4.  Satu golongan yang mempunyai kedudukan yang kuat sebagai perdangang dari Bangsa Portugis adalah orang kaya, walaupun Portugis berusaha untuk mendapatkan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, namun saudagar-saudagar dari daerah lain masi tetap datang berdagang dimana kebun rempah-rempah sudah melusa keberbagai daerah dan tidak terbatas hak milik tanah oleh raja saja. Kedudukan angota-angota negeri yang mempunyai tanah dan dapat memperdagangkan hasil kebunnya dengan untuk yang banyak, kelompok-kelompok orang kaya ini kemungkinan bermunculan pada waktu berdatangan saudagar-saudagar dari Jambi,Malaka dan Jawa yang tiba diperairan Maluku, Golongan ini pertama kalinya terdapat di Banda dan tidak termasuk dalam hirarki susunan adat. Namun, lambat laun mereka mulai memegang peranan sebagai pemuka Masyarakat walaupun tetap membayar upeti kepada Raja.

5.   Penginjilan yang dilakukan padri-padri yang langsung hidup di tengah-tengah masyarakat telah meyebarkan agama Kristen Katolik kepada masyarakat Maluku walaupun agama Kristen Katolik dalam kekuasan Belanda secara sistematis diganti dengan penginjilan agama Kristen protestan, walapun demikian ritual-ritual agama Katolik masi bersisa dalam tata cara Protestan. Pada waktu Franciscus Xaverius berada di Malaka, menjelang keberangkatanya ke Maluku dalam tahun 1546 ia telah merasa untuk keperluan terjemahan ajaran-ajaran Katolik ke dalam bahasa Melayu untuk mempermudah penyebaran agamanya. Semetara peningalan Portugis lain yang masi terjaga dalam masyarkat Maluku seperti paikan (pakain adat), musik dan kesenian lainya perubahan dalam pakain ternyata dari kata-kata sapatu, cinela, kalsong.. tarian yang masih terisa seperi tarain polones, wals, quadrille, dan polka, kemungkina tarian-tarian ini masuk Indonesia pada abad ke-19 tetap tarian ini disebut Portugis. Tarian-tarian ini dibawa oleh pelaut-pelaut Portugis yang masuk ke Maluku.


Sumber : Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemisahan antara Belgia dengan Belanda

Kerajaan Belanda Serikat (1815) B elanda dan Belgia dulunya adalah 1 negara. Saat itu, Perancis berbatasan dengan Belanda di sebelah selatan...