Gerbang Depan |
Tetapi, menurut para saksi mata dari abad ke-17 dan ke-18, baik Rumphius, Valentijn dan Rijali, di kalangan penduduk Pulau Ambon, benteng tersebut lebih dikenal dengan sebutan “Kota Laha”, yang berarti benteng (“Kota”) di teluk (“Laha”).
Gerbang Belakang |
Benteng Kota Laha jatuh dari tangan Portugis ke pihak VOC
pada tanggal 23 Maret 1605 dibawah pimpinan Admiral Steven van der Haghen,
sehingga benteng tersebut hanya berhasil dipertahankan oleh Portugis selama 30
tahun (1575-1605). Kemudian benteng tersebut berganti nama menjadi “Victoria”
(kemenangan) pada tahun 1614, sebagai peringatan atas kemenangan Belanda dari
Portugis. Kota Laha menjadi satu dari dua benteng di Asia yang berhasil direbut
VOC dari Portugis, selain benteng Malaka yang direbut tahun 1648.
Kemudian dalam perkembangannya, pada tanggal 17 Februari
1674 terjadi gempa yang dasyat di Pulau Ambon dan pulau-pulau sekitarnya. Akibatnya,
benteng Victoria mengalami kerusakan berat, bahkan beberapa bangunan tidak
dapat digunakan lagi. Kerusakan dalam benteng Victoria yang diakibatkan oleh
gempa segera dapat diatasi. Rumah-rumah kayu yang terdapat dalam benteng
tersebut berangsur-angsur diganti dengan bangunan yang lebih baik dan kokoh.
Namun pada tahun 1754 terjadi kembali gempa dahsyat yang menimbulkan kerusakan
yang sangat parah pada benteng Victoria. Karena kesulitan keuangan, renovasi
benteng itu baru selesai akhir tahun 1780-an. Karena perbaikan dan perubahannya
sangat banyak, maka sejak saat itu benteng tersebut dinamakan “Nieuw
Victoria” (Victoria Baru).
Pada tanggal 17 Februari 1795, Walikota Alexander Cornabe menyerahkan
benteng ini tanpa perlawanan apa pun kepada Laksamana Inggris Rainier.
Tahun 1802, Belanda mendapatkan kembali daerah jajahannya
dari Inggris, tetapi pada tanggal 19 Februari 1810 oleh komandan Belanda,
seorang kolonel Perancis J.P.F. Filz Ambon dan daerah sekitarnya diserahkan
kepada Inggris tanpa perlawanan berarti setelah dikepung sehari sebelumnya.
Pada tanggal 25 Maret 1817, benteng ini diserahkan secara
resmi kepada Belanda oleh Inggris.
Patung Letkol Slamet Riyadi di depan Benteng Nieuw Victoria yang alih fungsi sebagai markas Denkav 5/BLC Kodam XVI/Pattimura |
Sejak saat itu Benteng Nieuw Victoria dikuasai oleh pemerintah dan dipercayakan pemeliharaannya kepada Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat dan saat ini telah dijadikan markas komando (Mako) Detasemen Kavaleri
5/BLC Kodam XVI/Pattimura.
Kondisi Sekitar Benteng
Benteng Victoria terletak di jantung Kota Ambon yaitu
Kelurahan Hunipopu Kecamatan Sirimau, Kotamadya Ambon, Provinsi Maluku.
Karena terletak tepat di tengah kota, maka pengunjung dapat langsung jalan kaki
ke arah timur sejauh 300 meter dari Terminal Mardika. Di depan benteng terdapat
kafe-kafe tenda yang menjual berbagai makanan kecil khas Ambon. Di dalam
benteng dapat ditemui sisa-sisa meriam berukuran raksasa. Di beberapa kamar
terdapat patung berukir terbuat dari kayu pilihan, peta perkembangan kota Ambon
dari abad XVII hingga abad IX, dan beberapa koleksi lukisan para administratur
Belanda di Maluku. Dengan melihat peninggalan ini pengunjung dapat merekam
sejarah lahir dan berkembangnya kota Ambon.
Sedangkan ruas jalan di sisi depan
benteng yang dulu disebut “Boulevard Victoria” menghubungkan langsung ke arah
bibir Pantai Honipopu, oleh karena itu sekarang sekitar lokasi ini masuk dalam wilayah
administrasi Kelurahan Honipopu yang diberi nama sesuai nama pantai Honipopu. Namun
masyarakat sudah lekat menyebutnya dengan nama Taman Victoria akibat adanya taman
yang dibuat oleh pemerintah Kota Ambon dan di lokasi ini dulunya sering dijadikan
lokasi hiburan masyarakat. Pengunjung dapat langsung menyaksikan Teluk Ambon
yang sangat indah di saat senja hari, khususnya ketika matahari mulai
tenggelam.
Sebenarnya, kondisi di depan
benteng dulunya langsung berbatasan dengan bibir pantai Honipopu (sekitar 5-10 meter) berupa jalan setapak di pinggiran benteng di sebelah luar. Namun akibat
adanya perkembangan pembangunan sampai dengan saat ini maka telah dilakukan
pengeringan sehingga telah dibagun beberapa fasilitas umum dan jalan serta jembatan
yang menghubungkan wlayah Honipopu ke arah Timur menuju ke Rijali (Pasar/Terminal
mardika).
Tepat di belakang benteng terdapat lapangan luas yang dulu disebut “Esplanade” atau “Alun-Alun” saat ini bernama Lapangan Merdeka. Di salah satu sudut di lapangan inilah Pahlawan Nasional Thomas Matulessy alias Pattimura menjalani hukuman gantung oleh pemerintah Belanda (VOC). Di tengah lapangan ini dulu terdapat jalan yang membelah lapangan dan menghubungkan dalam benteng menuju ke jalan “Gorote Olivan Straat” yang skarang bernama Jalan Pattimura. Pada jaman itu, Gorote Olivan Straat adalah jalan utama dalam kota Ambon yang digunakan untuk menghubungkan rumah Resident (Gubernur Jenderal) Belanda yang saat ini menjadi markas komando Korem 151/Binaiya dengan Kantor Resident Belanda yang saat ini di lokasinya telah berdiri Bank Mandiri dan kantor Babin Minvedcad Kodam XVI/Pattimura, serta menuju ke dalam Benteng Nieuw Victoria. Untuk lebih jelasnya lihat foto pada Koleksi Foto
Cikal Bakal Kota Ambon
Bila dilihat dari sejarahnya maka banyak
orang yang mengatakan bahwa Benteng Nieuw Victoria merupakan cikal bakal
berdirinya Kota Ambon, mengapa demikian ? Barangkali salah satu alasannya adalah
dari benteng inilah kaum penjajah (Potugis, inggris, Belanda) memulai
berbagai macam pembagunan infra struktur di sekitar benteng ini guna mendukung tugas dan misi mereka
pada saat itu, dan kelak di kemudian hari beberapa situs
peninggalan mereka (terutama yang dibangun oleh VOC-Belanda) masih ada sampai
dengan saat ini dan digunakan oleh masyarakat maupun pemerintah (termasuk TNI
dan Polri).
Beberapa peninggalan (situs) bersejarah
di pusat Kota Ambon selain Benteng Nieuw Victoria :
Rumah Residen Belanda skarang jadi Markas Korem 151/Binaiya di Batu Gajah |
Kantor Residen Benlanda skarang jadi markas Babin Minvedcad Kodam XVI/Pattimura |
Gemeente Kantoor (Kantor Walikota) skarang di lokasi Kantor Gubernur Maluku, berhadapan dengan Rumah Makan Halim |
Politie Gevangenis (Kantor Polisi) skarang jadi Mapolda Maluku Batu Meja |
Postkantoor (Kantor Pos) sampai saat ini masih digunakan sebagai Kantor Pos di Jln. Pattimura |
Het Ziekenhuis-Hospitaal, bangunan ini sudah sejak lama dijadikan rumah sakit dan skarang jadi markas Kesdam XVI/Pattimura (RST) |
Aloon-Aloon (Alun-Alun) Ambon, skarang jadi Lapangan Merdeka di tengahnya terdapat jalan yang menuju Grote Olivan Straat (Jalan Pattimura) |
Sumber : ARKEOLOGI KOLONIAL by Andrew Huwae ; Benteng
Indonesia ; dan sumber lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar