Senin, 03 Maret 2014

BENTENG NIEUW VICTORIA, cikal bakal Kota Ambon


Gerbang Depan
Keberadaan Benteng Nieuw Victoria di Kota Ambon, adalah berawal dari dibangunnya benteng Portugis di pantai Honipopo pada abad ke-16. Batu pertama dari benteng tersebut diletakkan oleh seorang panglima armada Portugis di Maluku, Sancho de Vasconcelos, pada tanggal 23 Maret 1575. Dalam waktu tiga bulan, tembok benteng dan menara-menaranya telah dibangun lengkap dengan sejumlah rumah di dalamnya. Kemudian, benteng itu secara resmi diberi nama “Nossa Senhora da Anunciada”. Pemberian nama tersebut berkaitan dengan hari Kenaikan (“Anunciada”) yang bertepatan dengan peletakan batu pertama pembangunan benteng tersebut. Dari dalam benteng inilah para Misionaris Eropa memulai tugas penginjilan untuk memperkenalkan agama Kristen kepada penduduk lokal (lihat tulisan di blog ini tentang Sejarah Gereja Protestan di Maluku).

Tetapi, menurut para saksi mata dari abad ke-17 dan ke-18, baik Rumphius, Valentijn dan Rijali, di kalangan penduduk Pulau Ambon, benteng tersebut lebih dikenal dengan sebutan “Kota Laha”, yang berarti benteng (“Kota”) di teluk (“Laha”). 

Gerbang Belakang
Benteng Kota Laha berbentuk segi empat mengikuti bentuk benteng batu yang umumnya dibangun di Eropa dalam abad pertengahan. Pada keempat sudutnya dibangun empat buah menara bersegi tiga untuk menempatkan meriam. Karena ancaman terbesar akan datang dari laut, maka kedua menara meriam yang mengarah ke laut dibuat lebih kokoh dari yang mengarah ke darat. Dua gerbang utama menjadi pintu masuk ke benteng tersebut, sebuah terletak pada tembok ke arah laut (untuk muatan kapal-kapal) dan sebuah lagi pada tembok ke arah darat.

Benteng Kota Laha jatuh dari tangan Portugis ke pihak VOC pada tanggal 23 Maret 1605 dibawah pimpinan Admiral Steven van der Haghen, sehingga benteng tersebut hanya berhasil dipertahankan oleh Portugis selama 30 tahun (1575-1605). Kemudian benteng tersebut berganti nama menjadi “Victoria” (kemenangan) pada tahun 1614, sebagai peringatan atas kemenangan Belanda dari Portugis. Kota Laha menjadi satu dari dua benteng di Asia yang berhasil direbut VOC dari Portugis, selain benteng Malaka yang direbut tahun 1648.

Kemudian dalam perkembangannya, pada tanggal 17 Februari 1674 terjadi gempa yang dasyat di Pulau Ambon dan pulau-pulau sekitarnya. Akibatnya, benteng Victoria mengalami kerusakan berat, bahkan beberapa bangunan tidak dapat digunakan lagi. Kerusakan dalam benteng Victoria yang diakibatkan oleh gempa segera dapat diatasi. Rumah-rumah kayu yang terdapat dalam benteng tersebut berangsur-angsur diganti dengan bangunan yang lebih baik dan kokoh. Namun pada tahun 1754 terjadi kembali gempa dahsyat yang menimbulkan kerusakan yang sangat parah pada benteng Victoria. Karena kesulitan keuangan, renovasi benteng itu baru selesai akhir tahun 1780-an. Karena perbaikan dan perubahannya sangat banyak, maka sejak saat itu benteng tersebut dinamakan “Nieuw Victoria” (Victoria Baru). 

Pada tanggal 17 Februari 1795, Walikota Alexander Cornabe menyerahkan benteng ini tanpa perlawanan apa pun kepada Laksamana Inggris Rainier.

Tahun 1802, Belanda mendapatkan kembali daerah jajahannya dari Inggris, tetapi pada tanggal 19 Februari 1810 oleh komandan Belanda, seorang kolonel Perancis J.P.F. Filz Ambon dan daerah sekitarnya diserahkan kepada Inggris tanpa perlawanan berarti setelah dikepung sehari sebelumnya.

Pada tanggal 25 Maret 1817, benteng ini diserahkan secara resmi kepada Belanda oleh Inggris.

Patung Letkol Slamet Riyadi di depan Benteng Nieuw Victoria
yang alih fungsi sebagai markas
 Denkav 5/BLC Kodam XVI/Pattimura
Pada tanggal 3 November 1950, pasukan pimpinan Letkol Slamet Riyadi gugur dalam pertempuran jarak dekat untuk merebut benteng Nieuw Victoria, tetapi seluruh kota Ambon berhasil direbut oleh Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat. Dengan jatuhnya kota Ambon ini, kekuatan Republik Maluku Selatan yang diproklamirkan sebelumnya pada tanggal 25 April 1950 oleh Dr. Robert Steven Soumokil berhasil dipatahkan.

Sejak saat itu Benteng Nieuw Victoria dikuasai oleh pemerintah dan dipercayakan pemeliharaannya kepada Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dan saat ini telah dijadikan markas komando (Mako) Detasemen Kavaleri 5/BLC Kodam XVI/Pattimura.

Kondisi Sekitar Benteng

Benteng Victoria terletak di jantung Kota Ambon yaitu Kelurahan Hunipopu Kecamatan Sirimau, Kotamadya Ambon, Provinsi Maluku.

Karena terletak tepat di tengah kota, maka pengunjung dapat langsung jalan kaki ke arah timur sejauh 300 meter dari Terminal Mardika. Di depan benteng terdapat kafe-kafe tenda yang menjual berbagai makanan kecil khas Ambon. Di dalam benteng dapat ditemui sisa-sisa meriam berukuran raksasa. Di beberapa kamar terdapat patung berukir terbuat dari kayu pilihan, peta perkembangan kota Ambon dari abad XVII hingga abad IX, dan beberapa koleksi lukisan para administratur Belanda di Maluku. Dengan melihat peninggalan ini pengunjung dapat merekam sejarah lahir dan berkembangnya kota Ambon.


Sedangkan ruas jalan di sisi depan benteng yang dulu disebut “Boulevard Victoria” menghubungkan langsung ke arah bibir Pantai Honipopu, oleh karena itu sekarang sekitar lokasi ini masuk dalam wilayah administrasi Kelurahan Honipopu yang diberi nama sesuai nama pantai Honipopu. Namun masyarakat sudah lekat menyebutnya dengan nama Taman Victoria akibat adanya taman yang dibuat oleh pemerintah Kota Ambon dan di lokasi ini dulunya sering dijadikan lokasi hiburan masyarakat. Pengunjung dapat langsung menyaksikan Teluk Ambon yang sangat indah di saat senja hari, khususnya ketika matahari mulai tenggelam.

Sebenarnya, kondisi di depan benteng dulunya langsung berbatasan dengan bibir pantai Honipopu (sekitar 5-10 meter) berupa jalan setapak di pinggiran benteng di sebelah luar. Namun akibat adanya perkembangan pembangunan sampai dengan saat ini maka telah dilakukan pengeringan sehingga telah dibagun beberapa fasilitas umum dan jalan serta jembatan yang menghubungkan wlayah Honipopu ke arah Timur menuju ke Rijali (Pasar/Terminal mardika).



Tepat di belakang benteng terdapat lapangan luas yang dulu disebut “Esplanade” atau “Alun-Alun” saat ini bernama Lapangan Merdeka. Di salah satu sudut di lapangan inilah Pahlawan Nasional Thomas Matulessy alias Pattimura menjalani hukuman gantung oleh pemerintah Belanda (VOC). Di tengah lapangan ini dulu terdapat jalan yang membelah lapangan dan menghubungkan dalam benteng menuju ke jalan “Gorote Olivan Straat” yang skarang bernama Jalan Pattimura. Pada jaman itu, Gorote Olivan Straat adalah jalan utama dalam kota Ambon yang digunakan untuk menghubungkan rumah Resident (Gubernur Jenderal) Belanda yang saat ini menjadi markas komando Korem 151/Binaiya dengan Kantor Resident Belanda yang saat ini di lokasinya telah berdiri Bank Mandiri dan kantor Babin Minvedcad Kodam XVI/Pattimura, serta menuju ke dalam Benteng Nieuw Victoria. Untuk lebih jelasnya lihat foto pada Koleksi Foto Benteng Nieuw Victoria untuk mengetahui kondisi benteng tempo dulu.

Cikal Bakal Kota Ambon

Bila dilihat dari sejarahnya maka banyak orang yang mengatakan bahwa Benteng Nieuw Victoria merupakan cikal bakal berdirinya Kota Ambon, mengapa demikian ? Barangkali salah satu alasannya adalah dari benteng inilah kaum penjajah (Potugis, inggris, Belanda) memulai berbagai macam pembagunan infra struktur di sekitar benteng ini guna mendukung tugas dan misi mereka pada saat itu, dan kelak di kemudian hari beberapa situs peninggalan mereka (terutama yang dibangun oleh VOC-Belanda) masih ada sampai dengan saat ini dan digunakan oleh masyarakat maupun pemerintah (termasuk TNI dan Polri).

Beberapa peninggalan (situs) bersejarah di pusat Kota Ambon selain Benteng Nieuw Victoria :

Rumah Residen Belanda skarang jadi
Markas Korem 151/Binaiya di Batu Gajah
Kantor Residen Benlanda skarang jadi
markas Babin Minvedcad Kodam XVI/Pattimura
Gemeente Kantoor (Kantor Walikota) skarang di lokasi
Kantor Gubernur Maluku, berhadapan dengan Rumah Makan Halim
Politie Gevangenis (Kantor Polisi) skarang jadi
Mapolda Maluku Batu Meja
Postkantoor (Kantor Pos) sampai saat ini masih digunakan
sebagai Kantor Pos di Jln. Pattimura
Het Ziekenhuis-Hospitaal, bangunan ini sudah sejak lama dijadikan rumah sakit
dan skarang jadi markas Kesdam XVI/Pattimura (RST)
Aloon-Aloon (Alun-Alun) Ambon, skarang jadi  Lapangan Merdeka
di tengahnya terdapat jalan yang menuju Grote Olivan Straat (Jalan Pattimura)


Sumber : ARKEOLOGI KOLONIAL by Andrew Huwae ; Benteng Indonesia ; dan sumber lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemisahan antara Belgia dengan Belanda

Kerajaan Belanda Serikat (1815) B elanda dan Belgia dulunya adalah 1 negara. Saat itu, Perancis berbatasan dengan Belanda di sebelah selatan...