Selasa, 11 Februari 2014

Antara ALLAH dan YHWE

Mengenai Alkitab Terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia

Beberapa waktu lalu Alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang adalah Alkitab resmi umat Kristiani di Indonesia (Protestan dan Katholik) digugat oleh kelompok yang menyebut dirinya pengagung nama Yahwe, karena tidak mencantumkan nama Yahwe dalam terjemahannya itu. Padahal nama Yahwe itu adalah nama diri Tuhan dan dalam Alkitab Ibrani (atau Perjanjian Lama) muncul 6000-an kali lebih. Kesimpulannya ialah: LAI menghilangkan nama Yahwe itu atau menggantinya dengan nama Allah dan lain-lain. Penggambaran ini sempat meresahkan kehidupan rohani dalam jemaat-jemaat. Masalahnya ialah penggambaran yang dilakukan oleh para penggugat terjemahan tersebut tidak tepat sehingga kesimpulannyapun tidak tepat.

1. Apa yang dilakukan kelompok tersebut ? Pertama-tama mereka mengangkat Alkitab Yahudi (Alkitab Ibrani - Hebraika) itu dengan melepaskannya dari ikatan hidup Yahudi untuk mengkonfrontasikannya langsung dengan Alkitab LAI, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dalam waktu- antara keduanya, yang kurang lebih 2000 tahun itu. Sesungguhnya dalam waktu-antara itu justru terjadi penerjemahan Alkitab, pembentukan kumpulan tulisan Kristen yang sekarang kita kenal sebagai Perjanjian Baru yang bersama dengan Alkitab Ibrani menjadi Alkitab Kristen yang diterjemahkan dalam ratusan bahasa dunia.

2. Sesungguhnya Alkitab Yahudi (Hebraika) itu sudah mulai diterjemahkan sejak sebelum Masehi, oleh orang Yahudi sendiri, karena dibutuhkan oleh banyak orang Yahudi yang semakin kurang menguasai bahasa Ibrani dan lebih mengenal bahasa Yunani. Terjemahan ini dikenal sebagai Septuaginta. Dalam terjemahan Septuaginta ini tidak muncul nama Yahwe, melainkan ”kyrios” (yang berarti Tuhan). Mengapa itu terjadi? Karena ternyata jemaat Yahudi itu memang tidak pernah mengucapkan nama Yahwe. Setiap kali mereka bertemu dengan nama Yahwe itu, mereka membaca dan mengucapkan ”Adonai” (yang berarti Tuhan, Tuhanku). Jadi, pada waktu mereka menerjemahkan Alkitabnya kedalam bahasa Yunani, mereka menggunakan kata Kyrios untuk Yahwe, sesuai yang mereka ucapkan yakni Adonai.

3. Setelah kemudian terbentuk persekutuan Kristen yang digunakan adalah juga Septuaginta itu. Tetapi lama-kelaman persekutuan Kristen itu juga menghasilkan tulisan-tulisannya sendiri dalam bahasa Yunani. Setelah tulisan-tulisan Kristen ini dikumpulkan, maka tulisan-tulisan itu disatukan dengan Alkitab Ibrani menjadi Alkitab Kristen. Bagian Hebraikanya disebut Perjanjian Lama (PL) dan bagian Yunaninya disebut Perjanjian Baru (PB). Dan PB itu juga tidak menyebut-nyebut nama Yahwe, melainkan juga menggunakan sebutan Kryrios (Tuhan).

4. Lebih kemudian lagi, seiring dengan perkembangan kepercayaan Kristen ke seluruh dunia, Alkitab Kristen itu pun diterjemahkan kedalam ratusan bahasa dunia termasuk bahasa Indonesia. Dan didalam terjemahan-terjemahan itu digunakan juga sebutan TUHAN untuk Yahwe, yang biasanya seluruhnya dicetak dalam huruf besar. Contohnya Kitab Keluaran 20 : 1 dan 2 : dalam bahasa Indonesia: ”Lalu Allah (elohim–bahasa Ibrani) mengucapkan segala firman ini: ”Akulah TUHAN (Yahwe, Allah (elohim) –mu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan ”.

dalam bahasa Inggris: ”And God (elohim) spoke all these words, saying: ”I am the LORD (Yahwe), your God (elohim) who brought you out of the land of Egypt, out of the house of boundage”.

dalam bahasa Jerman: “Und Gott (elohim) redete alle diese Worte und sparch: “Ich bin der HERR (Yahwe), dein Gott (elohim) der ich dich aus dem Landa, Aegypten, aus dem Sklavenhause heraus gebracht habe”.

dalam bahasa Belanda: “Toen sprak God (elohim) al deze woorden: “Ik ben de HERE (Yahwe), uw God (elohim), die U uit het land Egypte, uit het dienstuhuis, geleid heb”.

dan seterusnya dalam bahasa-bahasa lain. Yang menarik tentunya versi bahasa Yunaninya (septuaginta) yang menggunakan sebutan ”kyrios” dan ”theos”, bukan Yahwe dan elohim. Jadi, yang dilakukan terjemahan LAI adalah yang lazim dalam semua terjemahan Alkitab, yakni menggunakan sebutan TUHAN untuk Yahwe dan Allah untuk elohim dalam Alkitab Hebraika.

5. Mengenai sebutan Allah, kelompok penggugat tersebut masih sangat keberatan, karena menurut mereka Allah itu nama, malah nama dewa bangsa lain di zaman PL dan kini malah nama Allah dari orang Muslim. Tetapi yang pasti Allah itu adalah sebutan umum pra Islam. Jadi sebelum ada Islam, sebutan Allah sudah digunakan secara umum oleh berbagai golongan kepercayaan di Timur Tengah. Demikian pula sebutan Allah itu dalam bahasa kita. Allah adalah pengertian bahasa Melayu/Indonesia yang dapat digunakan oleh semua agama. Dapat dikemukakan bahwa dari sejak Alkitab Kristen itu mulai diterjemahkan kedalam bahasa Melayu/Indonesia, kata Allah digunakan tanpa ada masalah: th. 1629 (A.C. Ruyl), 1682 (Brouwerius), 1773 (Leydecker), 1879 (Klinckert) dan 1928 (Bode), dan seterusnya sampai sekarang.

6. Ditempatkan dalam peta sejarah penerjemahan Alkitab seperti yang dikemukakan di atas, tidak ada masalah dengan Alkitab bahasa Indonesia terjemahan LAI. LAI,` sebagai lembaga yang dipercaya gereja-gereja dan umat Kristen Indonesia pada umumnya untuk menerjemahkan, menerbitkan dan menyebarkan Alkitab itu, melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dalam persekutan lembaga-lembaga Alkitab sedunia (United Bible Societes).

sumber : Alm. Pdt. Prof. Dr. Liem Khiem Yang


Tentang : Pdt. Prof. Dr. Liem Khiem Yang


Nama : Liem Khiem Yang
Tanggal Lahir : Semarang, 30 Augustus 1933
Istri : Almh. Eugenie Nelwan (menikah Februari 1962)
Anak : Ria Nugraha Putra (lahir di Jakarta, 17 Maret 1965)

Ditahbiskan menjadi Pendeta Gereja Isa Almasih, Semarang, Juni 1956.

Pendidikan:
1. 1939-1942 : HCS II Semarang
2. 1942-1945 : Sekolah Rakyat Karangturi, Semarang
3. 1946-1950 : Herstel MULO dan AMS Semarang
4. 1950-1956 : HTS (Sekarang STT Jakarta) lulus meraih gelar B.Th
5. 1957-1958 : Kirchlich Hochschule, Wuppertal
6. 1958-1964 : Keinische Friedrich Wilhelms Universitat Bonn

Ijazah-ijazah yang dicapainya:
Bahasa Yunani : Schulkollegium Dusseldorf
Bahasa Latin : Schulkollegium Dusseldorf
Doctor Theologia : Friedrich Wilhelms Universitat Bonn. 

Desertasinya : Der Philemonbrief in Zusammenhang Mit dem Theologischen Denken des Apostels Paulus.

Pengalaman Kerja:
1. 1955-1957 : Sekretaris II, Pengurus Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, pendeta mahasiswa.
2. 1964-1966 : Penerjemah Alkitab pada Lembaga Alkitab Indonesia dan dosen luar biasa pada STT Jakarta.
3. Sejak Maret 1966 : Sekretaris Associate Komisi Studi dan Penelitian DGI (sekarang PGI) dan Sekretaris Publikasi Komisi Pemuda DGI.
4. Sejak Maret 1967 : Dosen luar biasa untuk Agama Protestan di UI.
5. 1 Mei 1967 : Dosen penuh pada STT Jakarta.
6. Juni 1967 : Dosen luar biasa untuk Agama Protestan di UKI.
7. 1 September 1972 : Guru Besar dalam Ilmu Perjanjian Baru.
8. 1977-1985 : Rektor STT Jakarta.
9. 1989-1991 : Rektor STT Jakarta.
10. 1991-1995 : Ketua STT Jakarta.

Tanda Jasa/Penghargaan:
1. Sebagai penerjemah Alkitab dalam Tim Perjanjian Baru.
2. Sebagai dosen dan pembina STT Jakarta selama 20 tahun lebih.

Publikasi:
1. Der Philemonbrief in Zusammenhang Mit dem Theologischen Denken des Apostels Paulus (desertasi).
2. Ketidaktaatan yang Bertanggungjawab, Harian KAMI, 1966, mengenai Kebangkitan Angkatan 66.
3. Gereja dalam Revolusi Indonesia.
4. Manusia yang Ditanggungjawab, Majalah PRISMA, 1975.
5. Sekolah Tinggi Theologia Jakarta dan Studi Theologia di Indonesia (dalam buku peringatan 50 tahun STT Jakarta, 1984).
6. Kita dan Pietisme (dalam majalah Perhimpunan Sekolah-sekolah Theologia di Indonesia).
7. Menyiapkan Kepemimpinan Gereja di Indonesia Ditinjau dari Segi Pendidikan Teologi (dalam buku peringatan 40 Tahun PGI).
8. Teologi dan Gerakan Rakyat (untuk Lokakarya Teologi Yayasan Komunikasi Massa).
9. Berteologi dalam Sejarah (untuk Konferensi Nasional Gereja dan Masyarakat).
10. Kuasa dalam Pemikiran Teologi Kita (untuk Konferensi Nasional Teologi PGI).

Organisasi:
1. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
2. Perhimpunan Pemuda Kristen se-Eropa
3. Perhimpunan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI)
4. Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (dulu Dewan Gereja-gereja di Indonesia)

Guru Besar Teologi Itu Sudah Berpulang
Sosoknya sederhana dan humble (menghamba). Para teolog, baik dalam negeri maupun luar negeri, mengenalnya sebagai guru, sahabat, dan saudara, bahkan orang lain pun menyegani beliau sebagai sosok yang baik hati dan penuh kepedulian. Kita telah kehilangan beliau. Pdt. Em. Prof. Dr. Liem Khiem Yang telah berpulang ke pangkuan Allah Bapa di Sorga (9/1). Senin (9/1) dan Selasa (10/1) kemarin telah diadakan Ibadah Pengucapan Syukur Atas Kehidupan Pdt. Em. Prof. Dr. Liem Khiem Yang di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Rabu ini (11/1) diadakan Ibadah Pelepasan Jenazah di Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).


Sumber : http://www.alkitab.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=298

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemisahan antara Belgia dengan Belanda

Kerajaan Belanda Serikat (1815) B elanda dan Belgia dulunya adalah 1 negara. Saat itu, Perancis berbatasan dengan Belanda di sebelah selatan...